Jumat, 14 Mei 2010

Pendekatan Kesejahteraan Melatarbelakangi Kegiatan HUT Mahasurya Ke-46

Bahwa dalam kehidupan negara, aspek pertahanan negara merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap segala ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri dan hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan tanggung jawab tentang hak dan kewajiban setiap warga negara dalam pembelaan negara serta dilaksanakan dengan sistem pertahanan rakyat semesta yang mendayagunakan segenap sumber daya nasional (Sumdanas) secara menyeluruh, terpadu dan terarah, adil dan merata.



Namun demikian, pada praktiknya dewasa ini, pembangunan dan pemberdayaan pertahanan negara telah berangsur-angsur mengalami degradasi dan kesenjangan yang luar biasa, utamanya dari segi kesepahaman antara pemerintah dan rakyat. Kegagalan pemerintah untuk memasukkan sejumlah rancangan undang-undang ( RUU ) bidang Pertahanan Negara pada Program Legislasi Nasional ( Prolegnas ) 2010 merupakan salah satu contoh nyata dari keadaan tersebut. Faktor terbesar dari kegagalan tersebut, sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro adalah masih tingginya represi masyarakat terhadap bidang pertahanan negara, karena dianggap sebagai militerisme. Ini merupakan salah satu dampak negatif dari era reformasi yang sangat memprihatinkan.

Sejumlah hal penting memang perlu untuk didudukkan dan dibenahi kembali, utamanya menyangkut proses pemahaman dan pemberdayaan masyarakat terhadap penguatan dan pembangunan pertahanan negara, yang saat ini seolah-olah menjadi domain terpisah antara bidang garap pemerintah dan bidang garap rakyat. Belum lagi adanya degradasi moril yang cukup tinggi di lingkungan pemuda dan pelajar yang telah apatis terhadap nilai-nilai kebangsaan dan usaha pembelaan negara. Padahal generasi muda merupakan ujung tombak yang paling penting bagi pembangunan dan pemberdayaan bangsa di berbagai bidang.

Terkait dengan permasalahan tersebut, maka pada Peringatan HUT Mahasurya ke-46 ini, para anggota Resimen Mahasiswa ( Menwa ) Mahasurya beserta segenap anggota Alumni Menwa di Jawa Timur akan menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang lebih mengedepankan peran Menwa dan Alumni Menwa dalam tugas-tugas pemberdayaan masyarakat di bidang kesejahteraan serta merevitalisasi upaya-upaya pemasyarakatan bela negara dengan berbasis kesadaran dan kearifan sosial dari masyarakat itu sendiri.

Semua itu tidak terlepas dari kebijakan ”reformasi pertahanan negara” itu sendiri, yang telah menetapkan pola pendekatan pembangunan pertahanan negara saat ini, dilakukan dengan dua cara pendekatan, yaitu pendekatan kesejahteraan dan pendekatan pertahanan itu sendiri.

Bapak/Ibu/Saudara dapat berpartisipasi donatur dalam kegiatan ini. Kami sangat menghargai seberapa besarpun Bapak /Ibu/Saudara berkenan memberikan partisipasi dalam kegiatan ini dan itu sangat besar sekali nilainya bagi kami.
Lihat mekanisme donasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar